Posted by : Unknown
January 05, 2017
Kecerdasan buatan di negara Jepang
1. Hotel di Jepang pekerjakan robot resepsionis
Pada Juli 2015 mendatang, Hotel Henn-na akan dibuka di Kota Sasebo, Jepang.
Di meja resepsionis hotel tersebut, hanya ada dua pegawai manusia asli. Sedangkan 10 sisanya merupakan robot yang mirip manusia.
Robot-robot itu akan menyambut tamu, mengangkat tas-tas, dan bahkan membersihkan kamar setelah tamu sudah pergi.
Dilengkapi dengan wajah dan tubuh perempuan yang sangat realistis, robot-robot ini dirancang untuk berbincang dalam sejumlah bahasa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tamu di hotel dengan 72 kamar itu.
Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman berteknologi tinggi kepada para tamu. Salah satu wujudnya ialah perangkat pengenalan wajah untuk membuka pintu sehingga tamu tidak lagi memerlukan kunci kamar.
Walaupun ini tidak berarti semua staf resepsionis dan porter sekarang terancam dengan kebangkitan pelayanan robot, industri perhotelan secara keseluruhan sangat menerima perkembangan teknologi baru.
2. Korea Selatan kembangkan robot bedah
Seoul (ANTARA News) - Peneliti di Korea Selatan tengah mengembangkan robot yang membantu dalam operasi pasien, kendati memang diakui pengembangan teknologi ini masih lebih mahal daripada operasi konvensional.
Robot ini memungkinkan dokter untuk melakukan operasi rinci dengan sayatan minimal, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan nyeri, serta waktu pemulihan lebih cepat.
Para dokter mengatakan, robot akan berguna untuk operasi tumor ganas di daerah seperti hati. Menurut mereka, robot operasi adalah pengembangan paling maju dalam bedah invasif minimal, meskipun laporan mengenai robot yang membantu operasi pengangkatan tumor di atau sekitar pankreas atau di saluran empedu masih sangat kecil.
"Metode operasi semacam ini sebagian besar dilakukan melalui laparotomi (insisi di perut) karena merupakan prosedur yang sangat sulit. Namun, semakin banyak ahli bedah melakukan operasi menggunakan robot," kata Park Min-soo dari Rumah Sakit Universitas Kyunghee.
Menurut dokter, operasi kanker tiroid menggunakan robot lima kali lebih mahal daripada metode konvensional yang dilindungi oleh asuransi kesehatan nasional.
"Operasi Robotic meninggalkan hampir tidak ada bekas luka dan memberikan pandangan yang lebih luas bagi para dokter selama operasi. Namun, biaya operasi masih sangat memberatkan pasien," kata Park seperti dilansir Yonhap.
3. Indonesia masih mengembangkan Teknologi Robot
Menurut Managing Director Lego Mikrobot, Bambang Rusli. Saat ini penerapan teknologi robot di Indonesia secara umum di bidang industri masih sangat terbatas dan disebabkan dua faktor yaitu tenaga ahli yang kurang dan biaya operasional yang mahal.
Perusahaan akan lebih memilih tenaga kerja manusia karena biayanya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan tenaga kerja dalam bentuk robot.
Dijelaskan, penerapan teknologi robot di bidang pendidikan justru sudah cukup besar. Meskipun begitu, penerapannya masih belum merata. Tenaga pengajar maupun infrastruktur pendidikan Indonesia belum siap dengan penerapan teknologi robot.
Teknologi robot saat ini masih belum bisa diterapkan di Indonesia karena ketidaksiapan berbagai faktor, misalnya faktor pengangguran yang masih tinggi.
Secara financial, Indonesia juga masih belum siap dengan cost (biaya) yang harus dikeluarkan untuk penerapan teknologi tersebut, ujar Bambang.
Kesimpulan :
Jadi, dari yang kita perhatikan yaitu perbandingan di atas indonesia masih tertinggal sangat lumayan jauh dari negara negara lainnya di asia. Diharapkan pemerintah dapat lebih memberikan apresiasi dan perhatian terhadap para pelaku di bidang robotika, baik itu pencipta maupun pengguna. Dikatakannya, pemerintah juga harus memberikan edukasi dan memotivasi kreativitas masyarakat, khususnya anak-anak.
Sumber :
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/06/150602_bisnis_hotel_robot
http://www.antaranews.com/berita/603538/korea-selatan-kembangkan-robot-bedah
http://kelasofah.ilearning.me/2016/04/10/perkembangan-robot-di-indonesia-vs-negara-maju/